Rabu, 30 April 2014
Minggu, 27 April 2014
info tentang penyebab rem bus blong
Tahukah anda..
Apa penyebab rem tiba-tiba blong?
Sebelumnya, mari kita pelajari terlebih dahulu beberapa sistem pengereman yang dipergunakan untuk menahan laju kendaraan.
Hydraulic System
Gaya tekan pada pedal rem diperkuat oleh booster kemudian menuju ke master silinder. Pada master silinder, piston menekan minyak rem meningkatkan tekanan fluida (minyak rem). Tekanan ini ditransmisikan melalui saluran rem untuk setiap roda, di mana silinder pada tiap roda kemudian menekan kampas rem. Sumber gaya tekan pada sistem ini benar-benar dihasilkan dari pedal rem yang diinjak oleh driver (meskipun nantinya diperkuat oleh booster)
Air Over Hydraulic System
Pada sistem ini, yang mendorong kampas rem masih berupa tekanan minyak rem sama seperti pada hydraulic system. Bedanya yaitu kaki driver tidak langsung menekan master silinder hydraulic. Melainkan “hanya” membuka atau menutup katup dan kemudian udara kompressor mengalir, menekan master silinder. Sumber gaya tekan pada sistem ini berasal dari udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompressor.
Full Air Brake System
Penjelasannya bisa dibaca di catatan BisMania Community di link berikut ini
Dari ketiga sistem tersebut, Full Air Brake dengan spring brake chamber adalah yang paling aman. Pada sistem Hydraulic dan Air Over Hydraulic apabila terjadi kebocoran fluida penekan (minyak rem) maka tekanan dari master silinder tidak bisa diteruskan menuju silinder rem tiap-tiap roda. Minyak rem akan muncrat keluar dari sistem.
Sedangkan pada Full Air Brake System, bila terjadi kebocoran udara penekan maka rem akan terkunci. Hal ini disebabkan adanya gaya dorong dari pegas di spring brake chamber. Penjelasan selengkapnya silahkan buka link diatas
Lalu mengapa bisa terjadi tiba-tiba rem blong? Meskipun sistem Full Air brake adalah yang paling aman?
Ada komponen paling vital pada sistem pengereman, yaitu kampas rem. Pada saat menghentikan kendaraan berkecepatan tinggi fungsi kampas rem memiliki beban mencapai 90% dari komponen lainnya, bahkan keselamatan jiwa manusia tergantung pada keampuhan dari komponen tersebut.
Ada 2 macam kampas rem berdasarkan bahan baku utamanya, yaitu Non Asbestos dan Asbestos. Kampas rem yang terbuat dari bahan Non Asbestos umumnya terdiri dari 4 s/d 5 macam fiber (serat) di antaranya kevlar, steel fiber, rock wool, cellulose dan carbon fiber yang memiliki serat panjang. Sedangkan kampas rem dari bahan Asbestos hanya memiliki 1 jenis fiber yaitu Asbes yang merupakan komponen karsinogenik (menyebabkan kanker).
Kampas rem asbetos tidak tahan pada temperatur tinggi. Pernahkah kita merasakan rem tiba-tiba blong ketika kita melewati turunan panjang? padahal kampas masih tebal. Nah itulah kelemahan kampas rem asbestos yang hanya mampu bertahan pada temperatur kurang lebih 200 derajat celsius. Diatas temperatur tersebut akibatnya akan terjadi fading atau gejala dimana koefisien gesek akan turun drastis dan menyebabkan rem blong.
Oleh sebab itu pada peraturan pemerintah tentang kendaraan, disebutkan kendaraan dengan JBB diatas sekian ton wajib diberi alat bantu pengereman. Kendaraan berat tentu akan memerlukan energi yang besar untuk menghentikan lajunya yang mengakibatkan panas berlebih pada kampas rem. Alat bantu pengereman yang umumnya dipasang di bus adalah exhaust brake dan retarder. Penting kiranya bagi pengemudi bus untuk memahami pola pengoperasian alat bantu pengereman tersebut, terutama pada saat melaju di turunan tajam dan turunan panjang. Tanpa alat bantu pengereman tersebut tentu kerja sistem pengereman utama menjadi berat, kampas rem menjadi panas dan akhirnya rem ngeblong.
Kamis, 24 April 2014
keuntungan pemakaian rem angin
keuntungan pemakaian rem angin:
A. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut
1. udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga.
2. saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke atmosfir, sistem elektrik dan hidrolik memerlukan saluran balik.
3. udara bertekanan dapat diangkut dengan mudah melalui saluran-saluran dengan jarak yang besar, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan dan menggunakan saluran melingkar semua pemakai dalam satu perusahan dapat dilayani udara bertekanan dengan tekanan tetap dan sama besarnya. Melalui saluran-saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara bertekanan dapat disediakan dimana saja dalam perusahaan.
B. Dapat disimpan dengan mudah
1. sumber udara bertekanan ( kompresor ) hanya menyerahkan udara bertekanan kalau udara bertekanan ini memang digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti halnya pada pompa peralatan hidrolik.
2. pengangkutan ke dan penyimpanan dalam tangki-tangki penampung juga dimungkinkan.
3. suatu daur kerja yang telah dimulai selalu dapat diselesaikan, demikian pula kalau penyediaan listrik tiba-tiba dihentikan.
C. Bersih dan kering
1. udara bertekanan adalah bersih. Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda-benda kerja maupun bahan-bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor.
2. udara bertekanan adalah kering. Bila terdapat kerusakan pipa-pipa tidak akan ada pengotoran-pengotoran, bintik minyak dan sebagainya.
3. dalam industri pangan, kayu, kulit, dan tenun serta pada mesin-mesin pengepakan hal yang memang penting sekali adalah bahwa peralatan tetap bersih selama bekerja.
D. Tidak peka terhadap suhu
1. udara bersih ( tanpa uap air) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu yang tinggi atau pada nilai-nilai rendah, jauh di bawah titik beku ( masing-masng panas atau dingin )
2. udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat-tempat yang sangat panas, misalnya untuk pelayanan tempa tekan, pintu-pintu dapur pijar, dapur pengerasan atau dapur lumer.
3. peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas sekali, misalnya pada industri-industri baja atau bengkel-bengkel tuang ( cor ).
E. Aman terhadap kebakaran dan ledakan
1. keamanan kerja serta produksi besar dari udara bertekanan tidak mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan.
2. dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya kebakaran atau ledakan atau gas-gas yang dapat meledak dapat dibebaskan, alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik dalam banyak hal tidak diinginkan.
F. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja
1. pembawa energi ( udara bertekanan ) tidak perlu diganti sehingga untuk ini tidak dibutuhkan biaya. Minyak setidak-tidaknya harus diganti setelah 100 sampai 125 jam kerja.
G. Rasional ( Menguntungkan )
1. pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah daripada tenaga otot. Hal ini sangat penting pada mekanisasi dan otomatisasi produksi.
2. komponen-komponen untuk peralatan pneumatik tanpa pengecualian adalah lebih murah jika dibandingkan dengan komponen-komponen peralatan hidrolik.
H. Kesederhanaan ( Mudah Pemeliharan )
1. karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan udara bertekanan hampir tidak peka gangguan.
2. gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana tanpa komponen mekanik, seperti tuas-tuas, eksentrik, cakera bubungan , pegas, poros sekrup dan roda gigi.
3. komponen-komponennya dengan mudah dapat dipasang dan setelah dibuka dapat digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya.
I. Aman
1. sama sekali tidak ada bahaya dalam hubungan penggunan pneumatik, juga tidak jika digunakan dalam ruang-ruang lembab atau udara luar. Pada alat-alat elektrik ada bahaya hubungan singkat.
J. Dapat dibebani lebih
Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen berfungsi dapat ditahan sedemikian rupa hingga berhenti. Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap pembebanan lebih. Komponen-komponen ini juga dapat di rem sampai keadaan berhenti tanpa kerugian.
1. pada pembebanan lebih alat-alat udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.
2. suatu jaringan udara bertekanan dapat diberi beban lebih tanpa rusak.
3. silinder-silinder gaya tak peka pembebanan lebih dan dengan menggunakan katup-katup khusus maka kecepatan torak dapat disetel tanpa bertingkat.
K. Biaya pemasangan murah
1. mengembalikan udara bertekanan yang telah digunakan ke sumbernya ( kompresor ) tidak perlu dilakukan. Udara bekas dengan segera mengalir keluar ke atmosfir, sehingga tidak diperlukan saluran-saluran balik, hanya saluran masuk saja.
2. suatu peralatan udara bertekanan dengan kapasitas yang tepat, dapat melayani semua pemakai dalam satu industri. Sebaliknya, pengendalian-pengendalian hidrolik memerlukan sumber energi untuk setiap instalasi sendiri ( motor dan pompa ).
Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibuatlah suatu sistem pengereman yang memakai tenaga tekanan udara, pesawat ini disebut pesawat rem tekanan udara atau lebih dikenal rem angin atau rem pneumatik. Sistem rem angin dilengkapi dengan sebuah kompresor, gunanya untuk menghasilkan udara kompresi. Kompresor itu digerakkan oleh mesin kendaraan.
A. Merupakan media/fluida kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut
1. udara dimana saja tersedia dalam jumlah yang tak terhingga.
2. saluran-saluran balik tidak diperlukan karena udara bekas dapat dibuang bebas ke atmosfir, sistem elektrik dan hidrolik memerlukan saluran balik.
3. udara bertekanan dapat diangkut dengan mudah melalui saluran-saluran dengan jarak yang besar, jadi pembuangan udara bertekanan dapat dipusatkan dan menggunakan saluran melingkar semua pemakai dalam satu perusahan dapat dilayani udara bertekanan dengan tekanan tetap dan sama besarnya. Melalui saluran-saluran cabang dan pipa-pipa selang, energi udara bertekanan dapat disediakan dimana saja dalam perusahaan.
B. Dapat disimpan dengan mudah
1. sumber udara bertekanan ( kompresor ) hanya menyerahkan udara bertekanan kalau udara bertekanan ini memang digunakan. Jadi kompresor tidak perlu bekerja seperti halnya pada pompa peralatan hidrolik.
2. pengangkutan ke dan penyimpanan dalam tangki-tangki penampung juga dimungkinkan.
3. suatu daur kerja yang telah dimulai selalu dapat diselesaikan, demikian pula kalau penyediaan listrik tiba-tiba dihentikan.
C. Bersih dan kering
1. udara bertekanan adalah bersih. Kalau ada kebocoran pada saluran pipa, benda-benda kerja maupun bahan-bahan disekelilingnya tidak akan menjadi kotor.
2. udara bertekanan adalah kering. Bila terdapat kerusakan pipa-pipa tidak akan ada pengotoran-pengotoran, bintik minyak dan sebagainya.
3. dalam industri pangan, kayu, kulit, dan tenun serta pada mesin-mesin pengepakan hal yang memang penting sekali adalah bahwa peralatan tetap bersih selama bekerja.
D. Tidak peka terhadap suhu
1. udara bersih ( tanpa uap air) dapat digunakan sepenuhnya pada suhu-suhu yang tinggi atau pada nilai-nilai rendah, jauh di bawah titik beku ( masing-masng panas atau dingin )
2. udara bertekanan juga dapat digunakan pada tempat-tempat yang sangat panas, misalnya untuk pelayanan tempa tekan, pintu-pintu dapur pijar, dapur pengerasan atau dapur lumer.
3. peralatan-peralatan atau saluran-saluran pipa dapat digunakan secara aman dalam lingkungan yang panas sekali, misalnya pada industri-industri baja atau bengkel-bengkel tuang ( cor ).
E. Aman terhadap kebakaran dan ledakan
1. keamanan kerja serta produksi besar dari udara bertekanan tidak mengandung bahaya kebakaran maupun ledakan.
2. dalam ruang-ruang dengan resiko timbulnya kebakaran atau ledakan atau gas-gas yang dapat meledak dapat dibebaskan, alat-alat pneumatik dapat digunakan tanpa dibutuhkan pengamanan yang mahal dan luas. Dalam ruang seperti itu kendali elektrik dalam banyak hal tidak diinginkan.
F. Tidak diperlukan pendinginan fluida kerja
1. pembawa energi ( udara bertekanan ) tidak perlu diganti sehingga untuk ini tidak dibutuhkan biaya. Minyak setidak-tidaknya harus diganti setelah 100 sampai 125 jam kerja.
G. Rasional ( Menguntungkan )
1. pneumatik adalah 40 sampai 50 kali lebih murah daripada tenaga otot. Hal ini sangat penting pada mekanisasi dan otomatisasi produksi.
2. komponen-komponen untuk peralatan pneumatik tanpa pengecualian adalah lebih murah jika dibandingkan dengan komponen-komponen peralatan hidrolik.
H. Kesederhanaan ( Mudah Pemeliharan )
1. karena konstruksi sederhana, peralatan-peralatan udara bertekanan hampir tidak peka gangguan.
2. gerakan-gerakan lurus dilaksanakan secara sederhana tanpa komponen mekanik, seperti tuas-tuas, eksentrik, cakera bubungan , pegas, poros sekrup dan roda gigi.
3. komponen-komponennya dengan mudah dapat dipasang dan setelah dibuka dapat digunakan kembali untuk penggunaan-penggunaan lainnya.
I. Aman
1. sama sekali tidak ada bahaya dalam hubungan penggunan pneumatik, juga tidak jika digunakan dalam ruang-ruang lembab atau udara luar. Pada alat-alat elektrik ada bahaya hubungan singkat.
J. Dapat dibebani lebih
Alat-alat udara bertekanan dan komponen-komponen berfungsi dapat ditahan sedemikian rupa hingga berhenti. Dengan cara ini komponen-komponen akan aman terhadap pembebanan lebih. Komponen-komponen ini juga dapat di rem sampai keadaan berhenti tanpa kerugian.
1. pada pembebanan lebih alat-alat udara bertekanan memang akan berhenti, tetapi tidak akan mengalami kerusakan. Alat-alat listrik terbakar pada pembebanan lebih.
2. suatu jaringan udara bertekanan dapat diberi beban lebih tanpa rusak.
3. silinder-silinder gaya tak peka pembebanan lebih dan dengan menggunakan katup-katup khusus maka kecepatan torak dapat disetel tanpa bertingkat.
K. Biaya pemasangan murah
1. mengembalikan udara bertekanan yang telah digunakan ke sumbernya ( kompresor ) tidak perlu dilakukan. Udara bekas dengan segera mengalir keluar ke atmosfir, sehingga tidak diperlukan saluran-saluran balik, hanya saluran masuk saja.
2. suatu peralatan udara bertekanan dengan kapasitas yang tepat, dapat melayani semua pemakai dalam satu industri. Sebaliknya, pengendalian-pengendalian hidrolik memerlukan sumber energi untuk setiap instalasi sendiri ( motor dan pompa ).
Supaya saat pengereman tidak mengeluarkan tenaga yang besar, maka dibuatlah suatu sistem pengereman yang memakai tenaga tekanan udara, pesawat ini disebut pesawat rem tekanan udara atau lebih dikenal rem angin atau rem pneumatik. Sistem rem angin dilengkapi dengan sebuah kompresor, gunanya untuk menghasilkan udara kompresi. Kompresor itu digerakkan oleh mesin kendaraan.
Selasa, 22 April 2014
Cheat UKTS
pernakah kalian waktu maen ukts.pengen beli truk/bus tapi ga ada uang?atau mau menyelessaikan misi secara instan?.cape bukan rasanya ngumpulin uang susah tapi habis dibuat tabrakan /ugal-ugalan..berikut ini cheat cara mendapatkan uang dan menyelesaikan misi secara instan tanpa perlu ngaterin.
Buka config.cfg menggunakan notepad di My Documents\UK Truck Simulator, cari :
Setelah mengubah settingan config.cfg, mainkan game seperti biasa / load game seperti biasa.
Cheat Money
Tekan tombol ~ di keyboard letak disebelah kiri angka 1, lalu akan muncul layar hitam, tuliskan saja cheat money (uang akan bertambah 500.000 poundsterling). Lalu tekan tombol ~ kembali untuk kembali ke game.
Cheat Delivery
Mainkan game seperti biasa / load game seperti biasa, lalu tekan tombol ~ di keyboard maka akan muncul layar hitam, tuliskan saja cheat delivery maka secara otomatis truck akan langsung sampe ke tempat tujuan.
Gunakan cheat delivery ini saat supir dalam keadaan mengantuk dan tidak ada tempat istirahat saat mengantar trailer.
Setelah mengubah settingan config.cfg, mainkan game seperti biasa / load game seperti biasa.
Cheat Money
Tekan tombol ~ di keyboard letak disebelah kiri angka 1, lalu akan muncul layar hitam, tuliskan saja cheat money (uang akan bertambah 500.000 poundsterling). Lalu tekan tombol ~ kembali untuk kembali ke game.
Cheat Delivery
Mainkan game seperti biasa / load game seperti biasa, lalu tekan tombol ~ di keyboard maka akan muncul layar hitam, tuliskan saja cheat delivery maka secara otomatis truck akan langsung sampe ke tempat tujuan.
Gunakan cheat delivery ini saat supir dalam keadaan mengantuk dan tidak ada tempat istirahat saat mengantar trailer.
Senin, 21 April 2014
ISTILAH-ISTILAH DI DUNIA PERBISAN
pernakah anda naik bus.setelah ditengah perjalan sang kernet bilang kepada sopirnya"kiri kosong.blooooong".Atau saat berhenti menurunkan penumpang.kondektur membuka pintu ,tanpa sepengetahuan kondektur.sopir menjalankan bus nya,kondektur teriak"sek-sek barang alus turun".Apa kalian tau artinya?.kalau kalain belum tau.berikut ini beberapa istilah yang sering diucapkan oleh kru bis
AC Kandang Doro: Sebutan untuk AC merek Thermo King model lama, biasanya berbentuk kotak seperti kandang merpati
AKAP: Antar kota Antar Provinsi
AKDP: Antar Kota Dalam Provinsi
Airsus: Peredam kejut yang menggunakan teknologi balon udara; Air Suspension
Anggur: Penumpang yang sudah tua (kakek/nenek)
Arisan: Ongkos
ATB: AC Tarif Biasa
Alus: Penumpang gadis/cewek
Batangan: Bis yang biasa dan hanya dikemudikan oleh sopir tertentu; pegangan
BDB: Bebas Dari Biaya; Bonus tiket, 10 tiket gratis 1 tiket
Bleyer: Main-main gas
Blong: Mendahului kendaraan yg di depannya; take over; Ngeblong
Bocor Halus: kebocoran pada ban yang tidak signifikan dan ban masih bisa digunakan untuk jarak tertentu, ban tidak langsung kempes
Bola Tanggung: menyalip pada saat ada kendaraan dari lawan arah dan hampir kres; Nyangkut; Stik Tipis
Boncos: Penumpang sedikit sehingga tidak mencapai target setoran Brik/brake: exhaust brake
Buka Jalur: Melewati jalur arus yang berlawanan pada saat kosong karena terjebak macet
Boemel: Bis tanpa AC, umumnya konfigurasi kursi 2-3 di kanan, sama aja bis Ekonomi
Bus Cepat/Bus Malam: bis yang umumnya menempuh perjalanan jarak jauh (antar-provinsi) dan hanya melayani pembelian tiket via agen
CB: Kursi kernet di dekat pintu kiri Kursi
CD: Kursi yang ada di tengah, di antara kursi kernet (CB) dan kursi pengemudi
Ceng Ceng Po : meledek saingan yang kalah; abal-abal atau cupu
Checker: petugas yang memeriksa jumlah penumpang; kontrol
Cilok: Penumpang jarak dekat atau penumpang tidak resmi; Cilokan
Dalban: Semacam makian, artinya bocor halus
Dimassa: Terkena serangan masyarakat, seperti dilempari batu, dll.
Exe: Executive, kelas layanan dalam bis yang ditandai dengan, antara lain, fasilitas tempat duduk 2-2
Extended Tail: Menambah beberapa cm overhang belakang, Sehingga terlihat lebih panjang
Foot Rest: Sandaran kaki
Feeder: Kendaraan/angkutan yang digunakan untuk mengantar atau menjemput penumpang;Shuttle
Gasik: Cepat sampai tujuan
Gondeli: Membebani, hampir sama dengan nyurung
Gunting: Menagih uang pada sewa (penumpang)
Handle Grip: Pegangan untuk tangan yang terpasang di langit-langit bis
HD: Sebutan untuk bis beratap tinggi, biasanya karoseri AP; HighDeck
Jackpot: Bahasa halus untuk mabuk darat; Muntah
Jam e mepet: waktu yang ditempuh bis tinggal sedikit
Jam e entek: bis yang kehabisan jam
Jatah solar: keputusan perusahaan menjatah bahan bakar solar untuk rit/perjalanan bis
Jilat Sapi: Mepet dengan kendaraan yang didepannya; stik tipis
Kacang Atom: Penumpang anak sekolahan
Kacang Ijo: Penumpang tentara
Kandang Macan: Tempat tidur sopir di dalam bis, letaknya paling belakang
Kebanan: Ban kempes, pecah ban; gangguan pada ban; ngeban
Kernet: pembantu sopir, awak bis yang bertugas mengawal jalannya kendaraan di sisi kiri, mencari penumpang, menaikkan dan membantu menurunkan barang bawaan, dst.; Kenek
Kewok: Kena salip
Kir: Masa uji kelayakan kendaran
Kiri Prei: Kiri kosong tidak ada rintangan; nyalip dari kiri
KL: kartu langganan
Klaim: Hukuman denda terhadap kru, biasanya potong premi.
Klok: Terdapat kerusakan pada bus di bagian mesin sehingga harus turun mesin, Mesin mati total; Mesin Klok
Kolor Ijo: Penumpang polisi
Kondektur: Awak bis yang bertugas menarik karcis.
Kontrol: Petugas dari pihak perusahaan otobis yang mengawasi kinerja bis di tengah perjalanan, mencakup penumpang, jumlah tiket/karcis berbanding dengan jumlah penumpang, dll.
Koridor: Gang di antara kursi; Gangway
KPR: Terminal Kp. Rambutan
KPS: Kartu pengawasan, semacam izin trayek
Kres: Diambil dari kata Cross Bersimpangan, bersilangan atau berpapasan dengan bus (atau kendaraan lain) dari arah berlawanan. Kadang digunakan juga untuk memberitahu adanya kendaraan lain dari arah berlawanan ketika akan menyalip.
Kresek: Tas plastik yang biasanya disediakan di handle grip langit-langit bis bumel untuk mengantisipasi penumpang yang mabuk dan muntah di dalam kabin Kursi
Kursi Rata: Semua kursi terisi penumpang; Rata Kursi; Rata Bangku
Laka: Kecelakaan
Lampu Mayang: Lampu hiasan yang biasanya ada di bagian atas bis
Langsir: Aktivitas memarkirkan atau mempersiapkan bis ke jalur pemberangkatan untuk dikendarai oleh awaknya
Legrest: penyangga betis yang berada di bawah jok, dikendalikan dengan tuas
Limbung: Bergoyang kiri-kanan, tidak seimbang, biasanya pada body highdeck
Livery: Model dan warna cat pada bis
Lob/Lop: Istilah para Driver pada kondisi jalan menurun Driver tidak menyentuh/menggunakan rem. Tapi biasanya Driver tersebut memang sudah hapal/mengenal situasi dan kondisi jalan tersebut. Bisa juga istilah untuk kondisi menyalip, seperti bola tanggung/ngeblong, dimana menyalip dengan agak memaksa kendaraan dari depan untuk mengalah
Los Solar: Keputusan perusahaan untuk tidak membatasi jumlah liter solar yang digunakan dalam operasional bis;
Manten Kawak: Penumpang bapak-ibu yang sudah tua
Meteran: Penumpang jarak dekat, penumpang jarak pendek, juga dipakai untuk menyebut bis AKDP bagi kru awak bis AKAP
Miring: Penumpang melebihi kapasitas kursi
Molor: Bus berjalan perlahan walaupun kondisi lalu lintas lancar
Nanduk: Penumpang melimpah, penghasilan berlebih
Netral: Suka menetralkan perseneling bis dalam kecepatan tinggi untuk mengurangi beban mesin sehingga dapat menghemat solar; Gigi 8
Ngampas: Ganti kampas rem
Ngeban: Mengganti ban yang bocor; Kebanan
Ngejim: Mesin jebol/macet
Ngeker (teropong): Diikuti dari jarak jauh gak ada niat mendahului
Ngelen: Berjalan pada trayek; Nge-line
Ngemel: Memberi tips untuk petugas dengan tujuan keuntungan tertentu
Ngempos: Mesin hilang daya; gas diinjak tetapi putaran mesin tidak naik; Masuk Angin
Ngeslah: Berjalan tidak sesuai jadwal. cara ini berakibat pada okupasi penumpang bis yang lain
Ngetem: Berhenti di suatu tempat (sebentar atau lama) untuk menunggu/mencari penumpang; Tem
Nyelah: Mengukur rentang (jarak dan waktu) antara bis depan dan belakang
Nyerep: Membawa kendaraan yang bukan pegangan atau batangannya sehari penuh
Nyodok: 1. Tidak ikut dalam antrian, langsung menyodok ke depan 2. Memaksa mendahului mobil di depannya (seperti ngeblong)
Nyurung: Terus-menerus membuntuti bis di depannya, umumnya terjadi pada bis bumel untuk memperebutkan penumpang
Odong-odong: bis yang sudah tua, bis tanpa ac
Overhang: Bagian bis yang menggantung dari roda depan sampai ujung depan bis, begitupun untuk overhang belakang, yang menggantung dari roda belakang sampai ujung belakang bis
Parkir: isyarat kenek untuk memberitahukan kepada pramudi bahwa ada kendaraan yangg berhenti/parkir di depannya
Parwis/parwisam: Bis pariwisata
Patas: Cepat terbatas, bis dicirikan dengan tidak berhenti di setiap terminal, tempat duduk kisaran 43, namun karcis ditarik di atas bis, bukan di agen.
Penumpang Batu: Kondisi dalam suatu trayek di mana mayoritas penumpangnya naik dari tujuan awal dan turun di tujuan akhir trayek tersebut
Perpal: Tidak jalan, berhenti dikarenakan terjadi kerusakan mesin, jam habis, tidak ada/kurang penumpang
PO: Perusahaan Otobus
Poin: Penumpang; Sewa
PP: Pergi-pulang
Prei: Ucapan atau petunjuk yang disampaikan (biasanya oleh kenek) untuk menyatakan bebas menyalip karena tidak ada kendaraan dari lawan arah dan aman; Pere
Premi: Pendapatan kru berdasarkan penghasilan bis dalam 1 pergi-pulang. Biasanya berupa jumlah dari total pendapatan kotor harian-klaim kru.
Proses Verbal: Pelanggaran tarif (karcis, coretan pada karcis, tidak dikarcis) yang terendus oleh kontrol dan dilaporkan ke pengurus PO untuk selanjutnya diberikan diklaim, khususnya kondektur.
Putar Kepala: Baru datang langsung jalan kembali
R: Penumpang gelap/tidak resmi (istilah bis malam); Cilokan; Sarkawi
Reclining Seat: Kursi bis yang sandarannya bisa direbahkan; Kursi Rebah
Rit: Jarak yang mesti ditempuh dalam suatu trayek
RM: Rumah Makan
Roaster: Pembagian jam (Shift). Pada umunya, Roaster dibagi menjadi 3, yaitu Roaster 1, Roaster 2, dan Roaster 3. Setiap Roaster terbagi menjadi 8 jam dalam satu hari. Roaster 1 = start pkl. 01.00 wib - 08.00 wib, Roaster 2 = pkl. 09.00 - 16.00 wib, dan Roaster 3 pkl. 17.00 - 24.00. Dan tentunya pembagian roaster ini biasanya terjadi pada PO PO yang memiliki armada ready 24 jam serta memiliki jam yang mepet
Rombongan:penumpang yang turun secara berjamaah/bersama-sama
RPM (Rotary per Minute): kecepatan putaran mesin dihitung berdasarkan banyaknya jumlah putaran dalam setiap menitnya
Sasis: kerangka kendaraan yang menjadi tumpuan bodi; chasis
SE: Super Executive, merupakan kelas layanan bis reguler yang dicirikan oleh, antara lain, tempat duduk konfigurasi 1-2, dipisahkan oleh koridor serta jarak antarkursi yang cukup longgar dan jok yang lebar
Selah: Jarak antara bis pada rute/trayek/tujuan yang sama
Selendang: Panggilan untuk model Setra
Seri Mumet: Seri muter/tidak tetap
Setoran Gantung: Kondisi setoran tidak mencukupi dan sisanya akan digabung dengan setoran esoknya
Sewa Batu: Situasi sewa yang tetap
Sewa Cair: Situasi sewa yang naik-turun
Sewa Miring: Bis dengan kondisi penumpang yang penuh sesak
Siter: Aktivitas sopir menyambangi istri simpanan
Siulan: Siulan kernet berarti kode kepada sopir untuk mengaba-aba adanya rintangan di sisi kiri, aba-aba untuk mengerem
Skep: Setarder brake, rem bantuan yang bekerja dengan cara menghentikan laju putaran mesin; dikendalikan melalui tongkat panel di sebelah kiri bawah kemudi (pada kendaraan-kendaraan buatan Jepang, seperti Hino, Nissan, Mitsubishi, dll.) yang biasanya juga dipakai untuk menjalankan kipas kaca (wiper).
Sopir engkel: Nyupir sendirian, tanpa ada sopir tengah (cadangan)
sopir pinggir: Sopir yang menjalankan bis sejak pertama kali berangkat
Sopir Tembak: Sopir panggilan, bukan sopir pasti alias bukan sopir bis armada tertentu
sopir tengah: Sopir yang mengemudikan bis di tengah perjalanan, menggantikan sopir pinggir, sopir pengganti perjalanan jarak jauh
SPJ: Surat Perintah Jalan, dikeluarkan oleh bagian operasional suatu perusahaan untuk diambil oleh kru yang bertugas, mencatat jumlah penumpang (sistem checker), jumlah rit (sistem setoran), dan waktu rit
Stik: Menyalip sekaligus merintis jalan bagi kendaraan yang ada di belakangnya
Storing: Mogok dan harus diderek; Ngeklok
Stut: Ngejos, banter, putar kepala
Suspensi: peredam kejut, tapi terkadang dimaksudkan Air Suspension
Tekor: Penghasilan kurang dari nilai setoran
Teler: Tendapat perintah bergeser ke kota lain
Temteman: Tempat/spot yang biasa dipakai untuk ngetem
Timer: Petugas yang mencatat bis yang lewat sebagai bukti narik trayek penuh atau putar balik, juga sebagai pedoman setoran (biasanya pada bis kota)
TO: Tidak Operasi
Tombok Solar: Biaya yang mesti dikeluarkan oleh awak bis untuk membiayai pembelian solar dalam rit karena beberapa alasan, sebab jalan macet, ngejoss, dll, sementara pihak perusahaan menerapkan keputusan "jatah solar"
AC Kandang Doro: Sebutan untuk AC merek Thermo King model lama, biasanya berbentuk kotak seperti kandang merpati
AKAP: Antar kota Antar Provinsi
AKDP: Antar Kota Dalam Provinsi
Airsus: Peredam kejut yang menggunakan teknologi balon udara; Air Suspension
Anggur: Penumpang yang sudah tua (kakek/nenek)
Arisan: Ongkos
ATB: AC Tarif Biasa
Alus: Penumpang gadis/cewek
Batangan: Bis yang biasa dan hanya dikemudikan oleh sopir tertentu; pegangan
BDB: Bebas Dari Biaya; Bonus tiket, 10 tiket gratis 1 tiket
Bleyer: Main-main gas
Blong: Mendahului kendaraan yg di depannya; take over; Ngeblong
Bocor Halus: kebocoran pada ban yang tidak signifikan dan ban masih bisa digunakan untuk jarak tertentu, ban tidak langsung kempes
Bola Tanggung: menyalip pada saat ada kendaraan dari lawan arah dan hampir kres; Nyangkut; Stik Tipis
Boncos: Penumpang sedikit sehingga tidak mencapai target setoran Brik/brake: exhaust brake
Buka Jalur: Melewati jalur arus yang berlawanan pada saat kosong karena terjebak macet
Boemel: Bis tanpa AC, umumnya konfigurasi kursi 2-3 di kanan, sama aja bis Ekonomi
Bus Cepat/Bus Malam: bis yang umumnya menempuh perjalanan jarak jauh (antar-provinsi) dan hanya melayani pembelian tiket via agen
CB: Kursi kernet di dekat pintu kiri Kursi
CD: Kursi yang ada di tengah, di antara kursi kernet (CB) dan kursi pengemudi
Ceng Ceng Po : meledek saingan yang kalah; abal-abal atau cupu
Checker: petugas yang memeriksa jumlah penumpang; kontrol
Cilok: Penumpang jarak dekat atau penumpang tidak resmi; Cilokan
Dalban: Semacam makian, artinya bocor halus
Dimassa: Terkena serangan masyarakat, seperti dilempari batu, dll.
Exe: Executive, kelas layanan dalam bis yang ditandai dengan, antara lain, fasilitas tempat duduk 2-2
Extended Tail: Menambah beberapa cm overhang belakang, Sehingga terlihat lebih panjang
Foot Rest: Sandaran kaki
Feeder: Kendaraan/angkutan yang digunakan untuk mengantar atau menjemput penumpang;Shuttle
Gasik: Cepat sampai tujuan
Gondeli: Membebani, hampir sama dengan nyurung
Gunting: Menagih uang pada sewa (penumpang)
Handle Grip: Pegangan untuk tangan yang terpasang di langit-langit bis
HD: Sebutan untuk bis beratap tinggi, biasanya karoseri AP; HighDeck
Jackpot: Bahasa halus untuk mabuk darat; Muntah
Jam e mepet: waktu yang ditempuh bis tinggal sedikit
Jam e entek: bis yang kehabisan jam
Jatah solar: keputusan perusahaan menjatah bahan bakar solar untuk rit/perjalanan bis
Jilat Sapi: Mepet dengan kendaraan yang didepannya; stik tipis
Kacang Atom: Penumpang anak sekolahan
Kacang Ijo: Penumpang tentara
Kandang Macan: Tempat tidur sopir di dalam bis, letaknya paling belakang
Kebanan: Ban kempes, pecah ban; gangguan pada ban; ngeban
Kernet: pembantu sopir, awak bis yang bertugas mengawal jalannya kendaraan di sisi kiri, mencari penumpang, menaikkan dan membantu menurunkan barang bawaan, dst.; Kenek
Kewok: Kena salip
Kir: Masa uji kelayakan kendaran
Kiri Prei: Kiri kosong tidak ada rintangan; nyalip dari kiri
KL: kartu langganan
Klaim: Hukuman denda terhadap kru, biasanya potong premi.
Klok: Terdapat kerusakan pada bus di bagian mesin sehingga harus turun mesin, Mesin mati total; Mesin Klok
Kolor Ijo: Penumpang polisi
Kondektur: Awak bis yang bertugas menarik karcis.
Kontrol: Petugas dari pihak perusahaan otobis yang mengawasi kinerja bis di tengah perjalanan, mencakup penumpang, jumlah tiket/karcis berbanding dengan jumlah penumpang, dll.
Koridor: Gang di antara kursi; Gangway
KPR: Terminal Kp. Rambutan
KPS: Kartu pengawasan, semacam izin trayek
Kres: Diambil dari kata Cross Bersimpangan, bersilangan atau berpapasan dengan bus (atau kendaraan lain) dari arah berlawanan. Kadang digunakan juga untuk memberitahu adanya kendaraan lain dari arah berlawanan ketika akan menyalip.
Kresek: Tas plastik yang biasanya disediakan di handle grip langit-langit bis bumel untuk mengantisipasi penumpang yang mabuk dan muntah di dalam kabin Kursi
Kursi Rata: Semua kursi terisi penumpang; Rata Kursi; Rata Bangku
Laka: Kecelakaan
Lampu Mayang: Lampu hiasan yang biasanya ada di bagian atas bis
Langsir: Aktivitas memarkirkan atau mempersiapkan bis ke jalur pemberangkatan untuk dikendarai oleh awaknya
Legrest: penyangga betis yang berada di bawah jok, dikendalikan dengan tuas
Limbung: Bergoyang kiri-kanan, tidak seimbang, biasanya pada body highdeck
Livery: Model dan warna cat pada bis
Lob/Lop: Istilah para Driver pada kondisi jalan menurun Driver tidak menyentuh/menggunakan rem. Tapi biasanya Driver tersebut memang sudah hapal/mengenal situasi dan kondisi jalan tersebut. Bisa juga istilah untuk kondisi menyalip, seperti bola tanggung/ngeblong, dimana menyalip dengan agak memaksa kendaraan dari depan untuk mengalah
Los Solar: Keputusan perusahaan untuk tidak membatasi jumlah liter solar yang digunakan dalam operasional bis;
Manten Kawak: Penumpang bapak-ibu yang sudah tua
Mandoran: Petugas dari po yang berada di terminal tertentu.Biasanya mengawai timer yang ditempuh bus,mencarikan penumpang
Meteran: Penumpang jarak dekat, penumpang jarak pendek, juga dipakai untuk menyebut bis AKDP bagi kru awak bis AKAP
Miring: Penumpang melebihi kapasitas kursi
Molor: Bus berjalan perlahan walaupun kondisi lalu lintas lancar
Nanduk: Penumpang melimpah, penghasilan berlebih
Netral: Suka menetralkan perseneling bis dalam kecepatan tinggi untuk mengurangi beban mesin sehingga dapat menghemat solar; Gigi 8
Ngampas: Ganti kampas rem
Ngeban: Mengganti ban yang bocor; Kebanan
Ngejim: Mesin jebol/macet
Ngeker (teropong): Diikuti dari jarak jauh gak ada niat mendahului
Ngelen: Berjalan pada trayek; Nge-line
Ngemel: Memberi tips untuk petugas dengan tujuan keuntungan tertentu
Ngempos: Mesin hilang daya; gas diinjak tetapi putaran mesin tidak naik; Masuk Angin
Ngeslah: Berjalan tidak sesuai jadwal. cara ini berakibat pada okupasi penumpang bis yang lain
Ngetem: Berhenti di suatu tempat (sebentar atau lama) untuk menunggu/mencari penumpang; Tem
Nyelah: Mengukur rentang (jarak dan waktu) antara bis depan dan belakang
Nyerep: Membawa kendaraan yang bukan pegangan atau batangannya sehari penuh
Nyodok: 1. Tidak ikut dalam antrian, langsung menyodok ke depan 2. Memaksa mendahului mobil di depannya (seperti ngeblong)
Nyurung: Terus-menerus membuntuti bis di depannya, umumnya terjadi pada bis bumel untuk memperebutkan penumpang
Odong-odong: bis yang sudah tua, bis tanpa ac
Overhang: Bagian bis yang menggantung dari roda depan sampai ujung depan bis, begitupun untuk overhang belakang, yang menggantung dari roda belakang sampai ujung belakang bis
Parkir: isyarat kenek untuk memberitahukan kepada pramudi bahwa ada kendaraan yangg berhenti/parkir di depannya
Parwis/parwisam: Bis pariwisata
Patas: Cepat terbatas, bis dicirikan dengan tidak berhenti di setiap terminal, tempat duduk kisaran 43, namun karcis ditarik di atas bis, bukan di agen.
Penumpang Batu: Kondisi dalam suatu trayek di mana mayoritas penumpangnya naik dari tujuan awal dan turun di tujuan akhir trayek tersebut
Perpal: Tidak jalan, berhenti dikarenakan terjadi kerusakan mesin, jam habis, tidak ada/kurang penumpang
PO: Perusahaan Otobus
Poin: Penumpang; Sewa
PP: Pergi-pulang
Prei: Ucapan atau petunjuk yang disampaikan (biasanya oleh kenek) untuk menyatakan bebas menyalip karena tidak ada kendaraan dari lawan arah dan aman; Pere
Premi: Pendapatan kru berdasarkan penghasilan bis dalam 1 pergi-pulang. Biasanya berupa jumlah dari total pendapatan kotor harian-klaim kru.
Proses Verbal: Pelanggaran tarif (karcis, coretan pada karcis, tidak dikarcis) yang terendus oleh kontrol dan dilaporkan ke pengurus PO untuk selanjutnya diberikan diklaim, khususnya kondektur.
Putar Kepala: Baru datang langsung jalan kembali
R: Penumpang gelap/tidak resmi (istilah bis malam); Cilokan; Sarkawi
Reclining Seat: Kursi bis yang sandarannya bisa direbahkan; Kursi Rebah
Rit: Jarak yang mesti ditempuh dalam suatu trayek
RM: Rumah Makan
Roaster: Pembagian jam (Shift). Pada umunya, Roaster dibagi menjadi 3, yaitu Roaster 1, Roaster 2, dan Roaster 3. Setiap Roaster terbagi menjadi 8 jam dalam satu hari. Roaster 1 = start pkl. 01.00 wib - 08.00 wib, Roaster 2 = pkl. 09.00 - 16.00 wib, dan Roaster 3 pkl. 17.00 - 24.00. Dan tentunya pembagian roaster ini biasanya terjadi pada PO PO yang memiliki armada ready 24 jam serta memiliki jam yang mepet
Rombongan:penumpang yang turun secara berjamaah/bersama-sama
RPM (Rotary per Minute): kecepatan putaran mesin dihitung berdasarkan banyaknya jumlah putaran dalam setiap menitnya
Sasis: kerangka kendaraan yang menjadi tumpuan bodi; chasis
SE: Super Executive, merupakan kelas layanan bis reguler yang dicirikan oleh, antara lain, tempat duduk konfigurasi 1-2, dipisahkan oleh koridor serta jarak antarkursi yang cukup longgar dan jok yang lebar
Selah: Jarak antara bis pada rute/trayek/tujuan yang sama
Selendang: Panggilan untuk model Setra
Seri Mumet: Seri muter/tidak tetap
Setoran Gantung: Kondisi setoran tidak mencukupi dan sisanya akan digabung dengan setoran esoknya
Sewa Batu: Situasi sewa yang tetap
Sewa Cair: Situasi sewa yang naik-turun
Sewa Miring: Bis dengan kondisi penumpang yang penuh sesak
Siter: Aktivitas sopir menyambangi istri simpanan
Siulan: Siulan kernet berarti kode kepada sopir untuk mengaba-aba adanya rintangan di sisi kiri, aba-aba untuk mengerem
Skep: Setarder brake, rem bantuan yang bekerja dengan cara menghentikan laju putaran mesin; dikendalikan melalui tongkat panel di sebelah kiri bawah kemudi (pada kendaraan-kendaraan buatan Jepang, seperti Hino, Nissan, Mitsubishi, dll.) yang biasanya juga dipakai untuk menjalankan kipas kaca (wiper).
Sopir engkel: Nyupir sendirian, tanpa ada sopir tengah (cadangan)
sopir pinggir: Sopir yang menjalankan bis sejak pertama kali berangkat
Sopir Tembak: Sopir panggilan, bukan sopir pasti alias bukan sopir bis armada tertentu
sopir tengah: Sopir yang mengemudikan bis di tengah perjalanan, menggantikan sopir pinggir, sopir pengganti perjalanan jarak jauh
SPJ: Surat Perintah Jalan, dikeluarkan oleh bagian operasional suatu perusahaan untuk diambil oleh kru yang bertugas, mencatat jumlah penumpang (sistem checker), jumlah rit (sistem setoran), dan waktu rit
Stik: Menyalip sekaligus merintis jalan bagi kendaraan yang ada di belakangnya
Storing: Mogok dan harus diderek; Ngeklok
Stut: Ngejos, banter, putar kepala
Suspensi: peredam kejut, tapi terkadang dimaksudkan Air Suspension
Tekor: Penghasilan kurang dari nilai setoran
Teler: Tendapat perintah bergeser ke kota lain
Temteman: Tempat/spot yang biasa dipakai untuk ngetem
Timer: Petugas yang mencatat bis yang lewat sebagai bukti narik trayek penuh atau putar balik, juga sebagai pedoman setoran (biasanya pada bis kota)
TO: Tidak Operasi
Tombok Solar: Biaya yang mesti dikeluarkan oleh awak bis untuk membiayai pembelian solar dalam rit karena beberapa alasan, sebab jalan macet, ngejoss, dll, sementara pihak perusahaan menerapkan keputusan "jatah solar"
Langganan:
Postingan (Atom)